Semua Ada di Bengkulu
Minggu, 30 Oktober 2016
Maya Miranda Ambarsari
Bagikan

Semua Ada di Bengkulu

Dikenal sebagai nama the land of Refflesia atau Buminya Rafflesia, kota Bengkulu yang terletak di barat daya pulau Sumatera ini menyimpan banyak potensi keindahan alam, seni dan budaya yang sayang untuk dilewatkan. Lihat saja, tanaman Rafflesia Arnoldi, bunga tunggal terbesar di dunia, yang bisa mekar dengan lebar hingga 2 meter, namanya sangat tersohor hingga ke luar negeri.

Tidak hanya Rafflesia, Bengkulu masih menyimpan keindahan flora lainnya seperti Bunga Bangkai atau Bunga Kibut Amorphophalus Titanium sebagai bunga majemuk terbesar di dunia; Amorphophalus Gigas, bunga majemuk tertinggi di dunia dan Gramatophyllum Specium, bunga terpanjang di dunia.

img-1477842865.jpg

Untuk keindahan alamnya, laut-laut di Bengkulu bak “mutiara yang tersembunyi”. Pantainya masih asri, alami atau banyak orang bilang “masih perawan”. Dari segi kuliner pun tidak kalah dengan daerah-daerah lainnya, yang memiliki banyak makanan khas yang mampu membuat lidah bergoyang.

Sayangnya semuanya keindahan yang dimiliki oleh Bengkulu, hanya dinikmati oleh masyarakat lokal saja dan belum membuat daerah itu menjadi salah satu destinasi wisata populer di tanah air dan turis mancanegara.

Maya Miranda Ambarsari, seorang sociopreneur yang akan meluncurkan buku tentang keindahan Bengkulu berjudul “Bengkulu, I Adore!” mengatakan, Terenyuh hati ini ketika melihat langsung keindahan alam kota Bengkulu yang begitu indahnya namun tidak banyak turis lokal dan mancanegara yang tahu.

img-1477842962.jpg

Darah Bengkulu yang mengalir dari sang bunda membuat pengusaha tambang dan properti itu baru-baru ini memutuskan untuk kembali menjenguk kampung halamannya. “Nyaris tidak ada yang berubah dari sejak saya meninggalkan Bengkulu, hingga 30 tahun kemudian saya kembali ke Bengkulu,” kisahnya.

Membesarkan Bengkulu

Berangkat dari pengalamannya pulang kampung serta kecintaannya pada Bengkulu, perempuan yang juga Owner and President Director of PT. Tri Tunggal Agung Propertindo itu tergerak hatinya untuk membesarkan Bengkulu, tanah kelahiranya.

“Semua ada kok di Bengkulu!. Keindahan alamnya, kekayaan budayanya tapi kenapa hal ini tidak terekspos keluar Bengkulu? Ini salah siapa?,” ujarnya dengan sedikit memendam kekecewaanya saat bertemu dengan awak media, di bilangan Pondok Indah, 24/10/2016.

Lanjut Miranda, tidak mengherankan, jika jumlah kunjungan wisatawan ke Bengkulu masih terhitung minim. Wisatawan domestik misalnya, baru sekitar 350 ribu per tahunnya. Sementara itu, wisatawan mancanegara hanya 900 orang setiap tahunnya. Alhasil, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bengkulu pun tercatat rendah, yakni hanya Rp 2,4 triliun per tahun.

Diakui istri dari Ir. Andreas Reza, MH, salah satu faktor penyebabnya permasalahan diatas karena masih minimnya usaha masyarakat ataupun industri serta pemerintah setempat dalam mengemas berbagai potensi yang ada.

img-1477843010.jpg

“Belum adanya keunggulan dan kelebihan yang ada di Bengkulu dikemas dalam paket yang cantik. How to present the product. Itu yang kurang, karena mereka (masyarakat Bengkulu) memang apa adanya,” ujar perempuan yang mengambil gelar Master of International Business dari Swinburne University of Technology-Melbourne.

Selain itu, belum ada investor yang masuk, padahal potensi emas, pertanian-kelapa dan kopi-, dan saat batu akik Bengkulu jadi pemenang batu akik terbaik itu luar biasa. Dan memang kurangnya dukungan infrastuktur.

Luncurkan Buku Tentang Bengkulu

Maya meyakini, jika animo wisatawan yang datang ke Bengkulu terus bertumbuh dan tercatat tinggi, maka para investor pun akan melirik Bengkulu. “Jika wisatanya berkembang, maka akan banyak turis yang berkunjung ke Bengkulu. Pastinya, akan ada efek berganda yang dihasilkan, seperti banyak investor membangun Bengkulu yang akhirnya membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar,” tutur Founder dari Rumah Belajar Miranda.

Ia menyebut masyarakat Bengkulu tidak seperti masyarakat di kota-kota besar di Indonesia, dimana masyarakatnya masih polos belum tersentuh dengan  modernisasi. Mereka memiliki karakter tipikal Sumatera yang religius, menghargai budaya, saling bersilaturahmi, dan memiliki rasa persaudaraan yang tinggi.

“Karena itu dengan terpilihnya pemimpin baru Bengkulu, saya berharap bersama dengan para pemegang kepentingan, dan masyarkat dapat mengonsepkan dan mengembangkannya menjadi lebih baik,” ujar Maya.

Sebagai langkah awal, Maya memutuskan untuk membuat buku mengenai Bengkulu, berjudul ‘Bengkulu, I Adore!’. Buku ini untuk lebih memperkenalkan potensi wisata dan budaya di Bengkulu.

“Semoga melalui buku ini masyarakat bisa semakin dikenal dengan Bengkulu dan menjadikan Bengkulu sebagai salah satu destinasi wisata,” ujarnya.

Tidak berhenti disitu, Maya akan memanfaatkan saluran komunikasi lainnya untuk membantu pemerintah daerah. Seperti membuat film mengenai kekayaan Bengkulu; memberikan pelatihan bagi masyarakat dalam mengemas produk-produk asli daerahnya dan lain-lain.

Sumber : http://br-online.co/maya-miranda-semua-ada-di-bengkulu/ 

Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar