Maya Miranda Ambarsari Lebih Kenalkan Bengkulu dengan Segera Launching Buku Bengkulu I Adore
Senin, 24 Oktober 2016
Maya Miranda Ambarsari
Bagikan

Maya Miranda Ambarsari Lebih Kenalkan Bengkulu dengan Segera Launching Buku Bengkulu I Adore

JAKARTA, 24 Oktober 2016 -- Sebagai kota yang dikenal dengan nama the land of Refflesia atau Buminya Rafflesia, Bengkulu merupakan rumah bagi tanaman Rafflesia Arnoldi, si bunga tunggal terbesar di dunia, yang bisa mekar dengan lebar hingga 2 meter.


Namun tidak banyak yang tahu bahwa masih ada tiga tumbuhan pemecah rekor lainnya yang tumbuh subur di tanah Bengkulu yaknisi Bunga Bangkai atau Bunga kibut Amorphophalus titanium sebagai bunga majemuk terbesar di dunia; Amorphophalus gigas, bunga majemuk tertinggi di dunia; dan Gramatophyllum specium, bunga terpanjang di dunia.


Selain keindahan floralnya, Bengkulu ternyata menjadi salah satu kota yang memiliki kedekatan dengan Bung Karno karena di sinilah beliau bertemu dengan Ibu Fatmawati. Tidak heran banyak jejak peninggalan Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno di Bengkulu seperti rumah pengasingan Bung Karno saat menjalani pengasingan di Bengkulu; Rumah Fatmawati; Masjid Jamik yang dibangun Bung Karno; serta benteng peninggalan kolonian Inggris, Fort Marlborough yang di dalamnya terdapat ruang intrograsi Bung Karno.


Di samping itu, Bengkulu yang terletak di bagian barat daya Pulau Sumatera ini memiliki sejumlah objek wisata pantai seperti Pantai Panjang, Pantai Tapak Paderi, Pantai Jakat, serta wisata perairan Pulau Tikus yang berjarak 10 mil dari Kota Bengkulu.

Sayangnya, selama ini belum banyak masyarakat yang mengetahui bahwa Bengkulu menyimpan sejumlah destinasi wisata strategis yang sayang untuk dilewatkan


Untuk lebih memperkenalkan potensi wisata dan budaya di Bengkulu, Maya Miranda Ambarsari, Putri Daerah Bengkulu yang menjadi pengusaha pertambangan dan properti di Jakarta berencana membuat buku berjudul “Bengkulu, I Adore!”


“Saya sangat bangga menjadi putri daerah Bengkulu karena Bengkulu ini sangat indah karena itu, saya sangat ingin mempromosikan wisata Bengkulu. Salah satu caranya ya melalui buku sehingga masyarakat bisa semakin kenal dengan Bengkulu dan menjadikan Bengkulu sebagai salah satu destinasi wisata,” tuturnya dalam konferensi pers di Elliottii Residence Duta Niaga, Senin (24/10/2016).


img-1477322860.jpg



Menurutnya, Bengkulu yang begitu kaya dengan berbagai keindahan alam, seni dan budaya ini harus lebih diperkenalkan kepada masyarakat luas sebab banyak masyarakat yang belum mengetahui potensi wisata di Bengkulu.


“Jika wisatanya berkembang, banyak turis yang berkunjung ke sini. Pasti akan ada efek berganda yang dihasilkan akan banyak investor membangun Bengkulu, akhirnya membuka lapangan kerja, dan masyarakat sekitar pun bisa memperoleh penghasilan tambahan baik sebagai pemandu, pedagang atau penjual oleh-oleh, atau mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.


Bukan hanya alam dan wisatanya, Maya yang kembali ke Bengkulu setelah hampir 30 tahun merantau ke Jakarta, melihat masyarakat Bengkulu begitu polos, tidak terpengaruh modernisasi dan westernisasi. Memiliki karakter tipikal Sumatera yang religius, menghargai budaya, saling bersilaturahmi, dan memiliki rasa persaudaraan yang tinggi.


What a beautiful life indeed. I do miss this typical life. Penduduk Bengkulu persis bunga Rafflesia yang menarik hati, kokoh, dengan kecantikan asli yang menggoda dan tidak mudah layu,” tuturnya.


Di samping kekayaan alam dan budaya, Bengkulu ternyata menyimpan batu perhiasan terbaik di Indonesia yang bernama Red Rafflesia. Nurul Iman Supardi, kolektor batu akik dan Pemilik Maharani Gemstone asal Bengkulu, berhasil menjuarai Kerjunas Indonesia Gemstone pada 2015. Red Rafflesia yang menjadi primadona ini memuncaki rangking pertama Nasional bidang Chalcedony.


“Sekarang bahan bakunya sudah tidak bisa kita temukan. Ini yang menyebabkan batu ini menjadi sangat langka dan diburu pada kolektor,” ujar Iman yang juga dikenal sebagai Indikator Batu Akik berkualitas.


Sementara itu, Suparhim, plt Kepala Dinas Pariwisata Bengkulu mengakui saat ini jumlah kunjungan wisatawan domestik baru sekitar 350.000 sementara wisatawan mancanegara hanya 900 orang setiap tahunnya. Hal ini diakuinya karena belum banyak promosi yang dilakukan oleh pemerintah Bengkulu.


“Kami akan menata kembali potensi wisata di Bengkulu ini. Selain itu kami juga akan semakin aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan sehingga dapat menarik jumlah wisatawan baik dalam maupun luar negeri,” ujarnya.


Salah satu acara tahunan yang menarik di Bengkulu ialah Festival Tabot. Festival ini dihelat masyarakat Bengkulu (keluarga keturunan Tabot) sejak abad ke-14 untuk memperingati wafatnya Imam Hussain, cucu Nabi Muhammad saw yang meninggal di Karlaba, Irak. Festival ini sangat unik dan menarik kaeran dipenuhi serangkaian kegiatan yang bersifat ritual dan kolosal.

Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar