Cerita Maya Mendirikan Rumah Belajar Miranda
Senin, 11 September 2017
Maya Miranda Ambarsari
Bagikan

Cerita Maya Mendirikan Rumah Belajar Miranda

Sebagai seorang yang berjiwa sosial tinggi, Maya Miranda Ambarsari juga dikenal sebagai pemilik Rumah Belajar Miranda. Sebuah rumah belajar berfasilitas mewah yang diperuntukan bagi kalangan yang kurang mampu.

Dalam program Happy Parenting segmen ketiga, Maya menceritakan awal mulanya mendirikan rumah belajar yang tadinya merupakan tempat tinggal Maya dan suaminya sebelum pindah ke Pondok Indah.

Rumah yang berlokasi di bilangan Cipete Utara tersebut awalnya hanya diperuntukan sebagai tempat pengajian bagi ibu-ibu di lingkungan sekitar. Namun, Maya melihat banyak anak-anak disekitar tempat tersebut yang terlihat kurang mendapatkan pendidikan.

“Aku cuma takut anak yang perempuan mendapatkan kekerasan seksual, anak laki-laki jadi bandel. Lalu saya ijin dengan suami agar rumah tersebut daripada hanya untuk pengajian, dijadikan juga sebagai sekolah anak-anak PAUD dan TPA karena ada tiga lantai. Alhamdulillah suami ternyata memperbolehkan,” ujar Maya ketika pertama kali ingin membangun RBM.

Meskipun tidak sedikit pula pihak yang menyayangkan keputusan Maya. Apalagi untuk membangun rumah belajar, Maya dan suami merogoh kocek sendiri, bahkan anak-anak yang belajar di sana tidak dipungut biaya, fasilitas yang diberikan pun terbilang mewah.

“Menurut saya, ini salah satu cara kita untuk mensyukuri nikmat yang sudah Allah berikan. Sekaligus sebagai tabungan kita di dunia dan akhirat.”
Lebih dari itu semua, Maya mengaku sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk ikut mencerdasarkan anak-anak sebab tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama. Jika pun ada yang mampu tapi mungkin mereka belum memahami caranya.

“Saya bersyukur juga akhirnya dengan cara ini, ada teman juga yang melakukan hal sama. Mereka memiliki rumah lebih dari satu dan kemudian dibangun menjadi sekolah seperti ini,” ujarnya.

Menurutnya, di dalam menjalani kehidupan haruslah seimbang antara pekerjaan, keluarga, dan kehidupan sosial. Apalagi dengan membantu sesama, Maya merasa bermanfaat sebagai manusia. Sebab, sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain.

“Suamiku sangat mengerti bahwa kita di dunia sama-sama untuk membantu orang. Kita di dunia tidak sendiri, kita memiliki kewajiban atau saya menyebutkan kebahagiaan yang dibagikan dengan berbagi pada sesama. Hal ini pula yang saya tanamkan pada anak saya, Khalifah. Kalau pun dia mau menjadi polisi jadilah polisi yang baik dan benar.”

https://www.youtube.com/watch?v=-iOLRknkLMc


Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar