Inspirasi Maya Miranda Ambarsari Menuju Wonderful Bengkulu 2020
Kamis, 31 Januari 2019
Maya Miranda Ambarsari
Bagikan

Inspirasi Maya Miranda Ambarsari Menuju Wonderful Bengkulu 2020

Pemerintah Provinsi Bengkulu sudah mencanangkan tahun kunjungan wisata bertajuk "Wonderful Bengkulu 2020". Tetapi hingga setahun menjelang tahun kunjungan wisata tersebut, gaungnya masih sangat lemah bahkan belum terasa sama sekali.

Kondisi ini menggugah Maya Miranda Ambarsari, sosok wanita pebisnis tangguh itu terpanggil untuk kembali ke Bengkulu dan melakukan sesuatu. Sebagai putra daerah, Maya yang dikenal sebagai sociopreneur melihat banyak potensi pariwisata yang masih harus diperkenalkan kepada dunia.

"Bengkulu ini magnet pariwisata, tetapi harus kerja keras untuk mengangkatnya ke level yang tinggi," tegas Maya saat dihubungi Selasa 30 Januari 2019.

Sebuah buku berjudul "I Adore" sudah diluncurkan perempuan yang menggeluti bisnis tambang emas itu. Banyak hal diceritakan dalam buku tersebut, salah satunya menceritakan keindahan puspa langka endemik Bengkulu Rafflesia Arnoldii.

Kurangnya publikasi menurut Maya merupakan faktor utama perlambatan perkembangan pariwisata Bengkulu. Orang tidak pernah kenal Bengkulu terutama dunia internasional, jika informasi tentang Bengkulu tidak terdeteksi dalam jejak digital informasi.

img-1549042770.jpg

Maya yang menyelesaikan study Megister International Bussines di Swinburne University of Technology, Melbourne Australia ini melihat peluang pariwisata Bengkulu terbuka lebar jika semua pihak, khususnya masyarakat Bengkulu bersepakat melakukan publikasi secara masif. Semua potensi harus dipublish, masyarakatnya juga harus siap dan mengedepankan pelayanan untuk kepuasan para wisatawan yang datang.

"Semua masyarakat Bengkulu harus dilakukan bersama-sama dan kompak," tegasnya.

img-1549042786.jpg

Negara-negara persemakmuran di bawah bendera Britania Raya yang dipimpin kerajaan Inggris memiliki jejak sejarah yang panjang di Bengkulu. Mulai dari penyebaran agama dengan situs sejarah Paroki Santo Yohanes tahun 1625, Benteng Marlborough yang dibangun tahun 1714 hingga 1719 merupakan situs pertahanan terbesar kedua yang dibangun kolonial Inggris setelah Fort Madras di India.

Menurut Maya Miranda Ambarsari, ada lagi jejak sejarah Britania di Bengkulu, di antaranya rumah kediaman Gubernur Jenderal Inggris bernama Mount Felix yang saat ini menjadi kediaman resmi Gubernur Provinsi Bengkulu. Di rumah ini bahkan pernah berdiam Sir Thomas Stamford Raffles bersama istri dan ke empat anaknya.

Masih dalam satu kawasan, juga berdiri monumen gubernur jendral Thomas Parr yang dibangun Inggris sebagai simbol perlawanan rakyat Bengkulu atas penerapan sistem perdagangan kolonial masa lalu yang merugikan rakyat. Oleh masyarakat Kota Bengkulu, monumen ini disebut Tugu Bulek (bulat).

"Banyak kisah dan irisan sejarah Britania Raya dan menarik untuk menjaring wisatawan Inggris," ungkap Maya Miranda.

Banyaknya jejak peninggalan kolonial ini juga diyakini menarik minat keturunan masyarakat Inggris yang ingin melihat langsung perjuangan dan pergerakan masa lalu nenek moyang mereka. Pelestarian cagar budaya, penguatan data dan penyebaran informasi yang baik akan memancing wisatawan Inggris untuk datang ke Bengkulu.

img-1549042817.jpg

"Kerajaan Inggris yang memimpin persemakmuran itu besar, pancing mereka untuk datang kesini," ujarnya.

sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/3882189/inspirasi-maya-miranda-ambarsari-menuju-woderful-bengkulu-2020

Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar