Srikandi Baru di Jagad Property
Kamis, 29 September 2016
Maya Miranda Ambarsari
Bagikan

Srikandi Baru di Jagad Property

Fashionable, smart, dan ramah. Itulah kesan pertama yang didapat saat tim redaksi PropertynBank bertemu dan berbincang dengan Maya Miranda Ambarsari, wanita cantik kelahiran Bengkulu, 42 tahun silam ini, di rumahnya, kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Presiden Direktur PT Tree Land yang lama tinggal di Australia ini, masih sempat memasak makanan kesukaan suami dan anak tercintanya. Sebagai muslimah baik, ia sadar betul bahwa suami adalah imam (pemimpin) di keluarga. Tak ada alasan bagi istri sholihah (baik) untuk bersikap congkak pada suami serta acuh tak acuh terhadap urusan rumah tangga.

Betapapun seorang istri meraih kesuksesan besar di dunia bisnis, namun sejatinya hal itu tak lepas dari peran dan support sang suami yang secara bijaksana memberikan izin dan kesempatan untuk berkarir. “Kesuksesan seseorang sangat tergantung pada kerja keras, kerja pintar, fokus, jaringan kuat, dan kesempatan. Saya beruntung punya itu semua. Ini rahmat Allah sangat besar yang wajib disyukuri karena tak semua orang bisa seperti saya,” tutur Maya, sapaan akrabnya.

Ia telah sukses mengembangkan Elliottii Residence, guest house di area-area elit, wilayah Pondok Indah dan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tidak hanya itu, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Bahkan, sengaja membangun “Rumah Belajar Miranda”, lembaga pendidikan sosial keagamaan bagi masyarakat umum yang kurang beruntung. Ia juga tengah mengembangkan Condotel Grand Dafam, Cisarua, Bogor.

Di dalamnya, terdapat Majelis Taklim Ummul Choir – melayani kegiatan belajar mengajar untuk kelas pemula, menengah, dan kelas mahir. Lalu, ada Taman Pendidikan Al qur’an (TPA) Ummul Choir, mulai dari  TPA Kids, TPA Menengah, hingga Taklim Qur’an lil Awlad. Selain pendidikan agama, “Rumah Belajar Miranda” juga menyediakan kursus Mr. Math (Matematika), English Education Program (EEP), Kursus Calis (Baca Tulis), dan  Taman Bacaan dengan ketersediaan Media Library yang cukup lengkap.

“Semua kegiatan belajar mengajar di Rumah Belajar Miranda bersifat sosial dan semi sosial. Saat ini, terdapat sekitar 500 orang lebih yang terlibat dalam di Rumah Belajar Miranda,” tambah ibu muda berambut ikal sebahu ini.

Menurut Maya, kesuksesan yang diraih berserta suami dan partner bisnis selama ini merupakan mediator atau sarana penghubung kehendak Allah melalui ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat pada perusahaannya. Karena itu, corporate culture yang ditanamkan manajemen bersandar pada filosofi agama sebagai manifestasi dari kehendak Allah.

Sebut saja penerapan sistem kekeluargaan di perusahaan, dimana setiap manajemen dan karyawan adalah satu kesatuan (unity) utuh layaknya keluarga harmonis yang penuh kehangatan serta tidak ada batasan status pekerjaan maupun sosial. “Sistem ini diharapkan dapat medorong rasa kepemilikan terhadap perusahaan. Bila semua karyawan dan manajemen sudah bilang: I’m part of the family, maka sense of belonging terhadap perusahaan juga akan tinggi,” jelasnya.

Sebagai pemimpin, Maya berusaha agar menjadi role of model (contoh) yang baik bagi seluruh karyawan dan bawahannya. Ia selalu menebar niat baik agar senantiasa mendekatkan diri pada Allah usaha maksimal dalam menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.

“Tak lupa, kesuksesan ini juga berkat dukungan putra semata wayang saya, Muhammad Khalifah (13 tahun, red) yang rajin berdoa dan tak banyak menuntut. Ini semua merupakan barokah yang luar biasa bagi saya,” beber Maya.

 

Tangguh di Bisnis Keras

Menjadi pemain baru dengan keterbatasan pengalaman di industri properti Nasional tak membuat Maya bernyali ciut lantas minder. Seperti saat pertama terjun di bisnis pertambangan yang tak punya latar belakang, kini dia pun tetap terlihat tangguh.

Maya mengaku tertantang menggeluti sektor mining serta properti yang dianggap sebagai bidang pekerjaan keras dan menjadi dunianya para lelaki. Padahal, background akademik yang dimiliki sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan kedua bidang tersebut. Ia merupakan lawyer jebolan Universitas Pancasila dan Master Internasional Bisnis (MIB) dari Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia.

Jatuh bangun dalam meniti karir bisnis merupakan bagian dari proses pembelajaran paling berharga menuju kesuksesan besar. “Suka-duka maupun riak-riak dalam pekerjaan pasti ada dan dialami semua orang. Tapi, suka duka itu merupakan seni dalam berbisnis (that’s the art of doing the business). Jadi, hadapi saja dengan lapang dada,” tuturnya.

Maya berkilah, pengalaman sebagai lawyer dan wawasan tentang dunia bisnis internasional yang didapat saat menyelesaikan pendidikan strata dua (S2) di Austalia justru banyak membantu dan memudahkan dirinya dalam memahami karakter pelaku usaha lain saat melakukan hubungan bisnis. “Tentu, saat awal pendirian perusahaan yang melibatkan hajat hidup orang banyak, secara fisik, mental, maupu spiritual, dibutuhkan kerja keras dan perhatian ekstra,” ungkapnya.

Maya memang wanita luar biasa. Kendati mengenyam pendidikan bisnis dan manajemen nun jauh di Negeri Kanguru, namun dirinya tak lupa akan gaya kepemimpinan Islam yang diajarkan sang ayah. Dimana, setiap pemimpin harus berpedoman pada ajaran Nabi Muhammad S.A.W, yang bersifat Sidiq (benar dan jujur), Amanah (terpercaya), Tabliq (terbuka), Fatonah (cerdas). “Jika perusahaan ingin berkembang dan maju pesat, maka pemimpinnya wajib memiliki keempat karatker tersebut,” tegasnya.

Tidak hanya itu, sebagai orang yang berdarah suku Jawa, Maya juga menerapkan asas-asas kepemimpinan menurut filsafat Asta Brata yang mengharuskan setiap pemimpin mewujudkan sifat-sifat yang dicontohkan oleh 8 (delapan) anasir alam yaitu api, angin, air, tanah, matahari, bulan, bintang, dan mega.

“Pemimpin harus bisa memberikan kesejahteraan kepada bawahan seperti sifat tanah sebagai sumber penghidupan, memberi kesejukan (mega), berlapang dada (laut), memberi arahan (bintang) dan seterusnya,” tukas Maya menutup percakapan.

Sumber : Propertynbank.co.id

Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar