Maya Miranda Ambarsari : Mengabdi Untuk Negeri

Maya Miranda Ambarsari : Mengabdi Untuk Negeri

Sepak terjang perempuan yang satu ini dalam dunia bisnis sudah tidak diragukan lagi. Risk taker merupakan julukan tepat untuk disandangnya. Maya Miranda Ambarsari yang akrab dipanggil Maya kembali menunjukkan kiprahnya dalam menekuni dunia usaha. Dia tidak pernah menyangka akan menjadi pengusaha yang terus jeli menemukan peluang melebarkan sayap pada berbagai macam bisnis.

 

Setelah lulus kuliah di Fakultas Hukum Universitas Pancasila, dia sempat menjadi pengacara di salah satu firma hukum. Dari situ dia mendapat banyak pelajaran tentang serba-serbi menjalankan roda perusahaan, hingga akhirnya memutuskan untuk melanjutkan studi di Swinburne University of Technology, Melbourne. Selama kuliah, perempuan yang pernah menjadi finalis ‘The 1997 Asia Model Search’ di Melbourne ini sudah asyik bekerja sampingan, sekaligus memperluas jejaringnya.

 

Mulai dari bisnis pertambangan emas di bawah bendera PT Merdeka Copper Gold Tbk, selaku share holder hingga merambah perusahaan e-commerce JD.ID digelutinya. Maya juga melihat celah peluang di bisnis properti dengan menjadi pemilik guest house mewah ElliottiResidence, lalu Rumah MR, dan lain sebagainya.

 

Kemaslahatan Umat

Beragam aktivitas yang padat seakan tak menghalanginya terus mewujudkan keinginan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat dan sekelilingnya. Beberapa bulan silam Maya baru saja mengakuisisi dua buah perusahaan modal asing (PMA). Jika pengusaha lain membeli saham perusahaan yang sedang melambung, berbeda dengan dirinya. Dia justru berani mengambil risiko mengambil alih dua buah perusahaan yang kondisinya sedang menurun.

 

PT Tawu Inti Bati, misalnya, mengalami penurunan produksi sejak beberapa tahun lalu. Perusahaan yang sudah dibangun sekitar 10 tahun tersebut bergerak di bidang oil refinery, mengolah minyak bekas yang kemudiandidaur ulang menjadi produk bahan bakar. Beberapa produk hasil daur ulang tersebut, antara lain base oil, minyak diesel, marine fuel oil (MFO), dan minyak bakar. Dari pengolahan oli bekas ternyata bisa menghasilkan gas yang dimanfaatkan kembali di pabrik untukmembantu proses pembakaran dalam proses refinery

 

Perusahaan kedua yang baru diakuisisi berikutnya adalah PT Batamec Shipyard yang berdiri sejak 1985. Ini merupakan salah satu perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia bergerak di bidang pembangunan kapal baru, perbaikan maupun konversi kapal. Maya mengetahui keberadaan perusahaan dari seorang teman dan akhirnya memutuskan untuk mengunjungi lokasi secaralangsung di Batam, Kepulauan Riau. Dia mengakui bahwa hatinya tergerak ketika melihat dengan mata kepala sendiri potensi yang dimiliki perusahaan. Proses akuisisi berlangsung sangat cepat, tidak sampai seminggu, kepemilikan pun berpindah tangan.

 

Strategi Bisnis

Ketiadaan investor akibat menurunnya harga minyak dunia, membuat produksi PT Batamec Shipyard terhenti selama hampir setahun. Maya datang dengan membawa beberapa perubahan. Dia pun menepis anggapan bahwa membeli perusahaan hanya untuk dijual kembali.

 

“MENURUT SAYA INI ADALAH KEMASLAHATAN UMAT. JADI KITA BUKAN MENGAMBIL ALIH UNTUK DIJUAL LAGI, KARENA KALAU SEPERTI ITU HANYA BICARA KEUNTUNGAN SEMATA, KOMERSIAL DAN ITU BUKAN SAYA.”

 

Sumber daya manusia yang mumpuni dan berpengalaman di bidangnya merupakan salah satu alasan akuisisi Maya. Dengan sekitar 500 pegawai tetap yang harus dipikirkan kehidupannya, dia pun mengubah strategi pemasaran dan mulai melirik pasar dalam negeri. Untuk tahun 2020, perusahaan sudah mendapatkan beberapa order untuk dikerjakan.

Sumber :https://womensobsession.com/detail/713/mengabdi-untuk-negeri



Sumber : https://mayamirandaambarsari.com/maya-miranda-ambarsari-mengabdi-untuk-negeri-detail-421322