Maya Miranda Ambarsari dari Gold Mining E-commerce hingga Katering
Kamis, 16 Agustus 2018
Maya Miranda Ambarsari
Bagikan

Maya Miranda Ambarsari dari Gold Mining E-commerce hingga Katering

Menyebut nama Maya Miranda Ambarsari, ingatan kita langsung memanggil berbagai bisnis atau kisah yang memuat sosok perempuan aktif satu ini. Maya salah satu figur wanita pengusaha yang mampu mengelola berbagai hal dalam satu waktu dengan hasil yang diandalkan.

Pada 2017, dia merambah sektor e-commerce dengan diferensiasi yang kuat. Bersama 10 rekan bisnis lainnya, Maya membidani JD.ID selaku salah satu owner JD.ID. Beberapa tahun belakangan, Maya terlebih dahulu mempelajari tren dan memetakan diferensiasi yang tepat di antara e-commerce yang sudah lebih dulu tumbuh.

Dari kacamata seorang perempuan, dia menginginkan orisinalitas dalam hal apapun, baik produk, sikap, maupun perkataan. Persis seperti citra dirinya ketika berinteraksi dengan siapa saja, baik yang baru dikenal ataupun kawan lama. Esensi tersebut juga sesuai dengan DNA situs JD.ID. Dituturkan oleh Maya, saat ini selain meningkatkan kualitas pelayanan JD.ID di Tanah Air, bersama timnya tengah mempersiapkan ekspansi JD.ID ke Thailand.

Sebelum memiliki kisah cemerlang sebagai wanita pebisnis di berbagai sektor, dia sudah mengembangkan jiwa entrepreneurship sejak menempuh Master International Business di Swinburne University Melbourne. Mulai dari bekerja part time di Konsulat Jenderal Indonesia, menjadi penari, koreografer, presenter, juru masak bahkan berprofesi sebagai model fashion show.

Sepulangnya ke Indonesia, alumnus Fakultas Hukum Universitas Pancasila ini sempat menjadi senior lawyer. Kemudian dia berkarier di perusahaan telekomunikasi dan advertising. Baru di tahun 2006, Maya berkarya di atas kakinya sendiri. Bersama suami tercinta, Andreas Reza Nazaruddin dan beberapa rekan bisnis lainnya, Maya mendirikan perusahaan pertambangan emas PT Merdeka Copper and Gold Tbk. Perusahaan tersebut sudah IPO pada Juni 2016 dan terus eksis hingga sekarang.

Tak berhenti di gold mining, dia pun mengukir sukses di bidang properti. Sebagai pemilik dan President Director PT Tritunggal Agung Propertindo, dia meluncurkan Grand Dafam Cisarua (Condotel) dan guest house Elliottii Residence di bilangan Jakarta Selatan dan Puncak. Salah satu ketertarikannya terjun di dunia properti karena menyenangi dunia arsitektur dan interior.

“Biasanya, ketika menemukan tanah yang cocok untuk hotel atau kondotel, di dalam pikiran saya sudah bermunculan ide dan tema untuk bangunan, desain kamar, lobi, dan fasilitas lainnya,” Maya menjabarkan. Pada Maret 2017, Elliottii Residence menerima penghargaan dari Kementerian Tenaga kerja dan Kementerian Koperasi & UMKM atas kualitas maupun fungsi kebermanfaatannya.

Bersama empat sahabatnya, Maya juga mengelola label Hatice Boutique. Berada di kawasan Pondok Indah, butik ini menghadirkan koleksi busana ready to wear hingga limited edition. Mengingat kelima pengusaha ini memiliki ciri khas dalam bergaya, sehingga variasi koleksi busana pun lebih menarik.

Hal itu pula yang mendorong lahirnya tagline I am the Fashion. Mereka ingin mendorong para perempuan tampil percaya diri dan menawan dengan gaya nyaman, tak sekadar mengikuti mode ataupun berpatokan kepada nominal. Harga koleksi mulai dari ratusan ribu hingga jutaan, agar bisa menjangkau wanita dari berbagai kalangan.

Bisnis lainnya adalah Gorjes Salon di Wolter Mongonsidi, W&M Salon, Warteg Hitz, dan katering Kitchen Groove

Sumber : Women's Obsession

Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar