Kilau Harga Emas Jadi Katalis Positif Emiten Emas
Selasa, 20 Agustus 2019
Maya Miranda Ambarsari
Bagikan

Kilau Harga Emas Jadi Katalis Positif Emiten Emas

Harga emas global makin mengilap pada tahun ini. Kondisi ekonomi global yang bergejolak menjadi sentimen utama yang berdampak positif bagi pergerakan emas global. 

Harga emas di pasar spot naik 17,27 persen dari US$1.284,71 per troi ons pada awal tahun menjadi US$1.506,59 pada perdagangan Senin (19/8). Sementara itu, harga emas berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX naik sebesar 10,72 persen dari US$1.370 per troi ons menjadi US$1.517 per troi ons. 

Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial mengatakan kenaikan harga emas menjadi katalis positif bagi emiten produsen emas. Dua perusahaan yang bakal mendapatkan berkah dari kenaikan emas tersebut adalah PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). 

Dari sisi kinerja saham, posisi saham UNTR pada jeda perdagangan di level Rp20.675 naik 0,85 persen. Namun, sejak awal tahun sahamnya turun 24,41 persen. 

Sedangkan MDKA di posisi Rp5.750 naik 1,77 persen. Sejak awal tahun, saham MDKA melonjak 64,29 persen.  Ia bilang sentimen perang dagang AS-China diprediksi masih berlangsung hingga jangka menengah dan panjang. 

Dengan demikian, potensi kenaikan harga emas serta saham-saham produsen emas, diramal masih akan berlanjut. 

"Kondisi itu mendongkrak harga emas kemungkinan sampai tahun 2020," imbuhnya. 

Ia memprediksi pertumbuhan pendapatan UNTR dan MDKA bisa mencapai dua digit yakni 15 persen-20 persen di 2019 ditopang kenaikan harga emas. Ia memprediksi saham UNTR akan naik ke level Rp33.000 per saham. Sementara itu, saham MDKA diyakini bisa melaju ke posisi Rp7.500 per saham. 

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menambahkan dua saham lainnya yang diperkirakan mendapatkan berkah dari kenaikan harga emas adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT J Resources Asia Pasifik (PSAB).

Pada jeda perdagangan, saham ANTM berhenti di posisi Rp1.085 per saham koreksi 3,12 persen. Sejak awal tahun saham ANTM tercatat naik 41,83 persen. Sementara itu, saham berada di posisi Rp262 per saham turun 3,68 persen. Sejak awal tahun saham PSAB naik 29,7 persen. 

Selain isu perang dagang AS-China, ia bilang sentimen positif harga emas datang dari keadaan ekonomi AS yang diliputi ketidakpastian. Beberapa waktu lalu, terjadi inversi imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS alias yield obligasi jangka pendek lebih tinggi ketimbang jangka panjang. 

Dalam hal ini yield obligasi tenor 2 tahun lebih tinggi ketimbang 10 tahun. Tak hanya di AS, yield obligasi jangka panjang di beberapa negara juga koreksi.

Beberapa kalangan menilai kondisi itu mencerminkan sinyal resesi ekonomi global. "Ketika ada isu akan terjadi resesi ekonomi di situ orang akan beralih berinvestasi emas, sehingga membuat permintaan emas meningkat dan harga emas akan menguat," katanya. 

Ia memprediksi harga saham ANTM bisa melaju ke level Rp1.390 per saham. Sedangkan saham PSAB bisa menyentuh Rp312 per saham. 

Sementara itu, Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih memprediksi harga emas global bisa mengarah ke posisi US$1.550-US$1.800 per troi ons. Jika harganya kembali ke posisi US$1.430 per troi ons, maka mengindikasikan kekhawatiran pasar akan kondisi ekonomi global berkurang. 

"Penurunan di bawah US$1.430 bisa meredam sentimen bullish yang ada, atau memberi sinyal berkurangnya pesimisme pelaku pasar atas pertumbuhan ekonomi global," tuturnya.

sumber: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190819125534-92-422678/kilau-harga-emas-bikin-saham-emiten-mengilap

Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar