Ini Cara Maya Memaknai Hari Bumi
Minggu, 23 April 2017
Maya Miranda Ambarsari
Bagikan

Ini Cara Maya Memaknai Hari Bumi

Setiap tanggal 22 April 2017 diperingati sebagai Hari Bumi Sedunia atau Earth Day. Ada banyak seruan, kampanye dan imbauan untuk menyelamatkan bumi melalui berbagai tips. Adalah Maya Miranda Ambarsari, pengusaha dan wanita yang aktif di kegiatan sosial dan kepedulian lingkungan hidup yang juga merasa peduli dengan keberlangsungan masa depan bumi tercinta.

"Kita manusia harus memiliki keseimbangan rasa dengan alam semesta seperti bumi yang kita tinggali. Saya diajarkan filosofi tentang di mana langit dijunjung di situlah bumi dipijak. Ini nasehat almarhum ibu saya yang sangat mendalam dan sarat maknanya. Artinya tak hanya bagaimana soal kita berprilaku pada adat setempat, kebiasaan dan kearifan lokal yang ada di bumi yang kita pijak tersebut. Sisi yang juga penting adalah bagaimana menjaga keselamatan bumi untuk masa depan generasi mendatang," kata wanita yang biasa disapa Maya.

Dalam bincang santai dengan pengusaha yang memiliki beberapa bisnis seperti PT Merdeka Copper and Gold Tbk, pemilik Hotel Grand Dafam, Cisarua, pemilik Elliotti Exclusive Guest Houses di kawasan Pondok Indah, Kebayoran Baru dan Puncak, juga pemilik Hatice Boutique ini, di rumahnya yang asri dan megah di kawasa Niaga Hijau, Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Jumat, 21 April 2017, Maya banyak menuturkan tentang perhatiannya pada keselamatan dan masa depan bumi.


"Pada dasarnya bumi merupakan alam semesta yang ada di sekitar kita. Saya sudah diajarkan orang tua saya yang bersuku bangsa Jawa dan Bengkulu, kalau segala sesuatu yang kita lakukan dengan menyertakan dan melibatkan alam semesta insyaallah haslnya akan sukses," kata Ibu dari Muhammad Khalifah ini.

Sukses yang dimaksud menurut Maya bukan hanya dalam ukuran materi semata, tetapi keseimbangan dan kesinergian dengan alam, lingkungan dan masayarakat sekitar.

Maya yang dikalangan sosialita Indonesia dikenal sebagai sosok ramah, humanis dan aktif dalam keigiatan sosial dan lingkungan hidup mengatakan, " Saya itu suka disenyumi atau ditertawai teman-teman yang sering melihat saya suka berbincang-bincang dengan pohonan atau hewan peliharaan seperti kucing, ikan dan burung, Mereka bilang Maya, ngapain sih elo kerajinan macam orang benar ngomong dengan mereka." 

Toh, Sekjen Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi ini tak pernah tersinggung, penuh kelembutan justru ia menjelaskan, "Hewan dan tumbuhan itu bagian dari alam semesta atau bumi, mereka tak hanya punya nafas dan kehidupan, tetapi juga memiliki perasaan. Dan saya senang melakukan hal seperti ini, bahkan kepada anak dan suami saya sering mengingatkan mereka untuk selalu peduli, empati dan simpati dengan kehidupan sekitar termasuk tumbuhan dan hewan," ujarnya sambil senyum.

Maya mengatakan apa yang tumbuh dan ada di lingkungan rumahnya yang megah dan asri ini semua punya Allah. 

"Dan banyak yang bilang rumah saya asri, adem dan nyaman bikin tenang siapapun yang betamu ke sini, itu saya percaya bukan karena saya memiliki banyak orang atau pelayan yang mengurus semua ini Yang utama saya percaya karena, hampir setiap hari saya rajin dan rutin untuk sekedar menyapa atau mengajak bicara tumbuhan dan hewan yang ada di sekitar rumah saya," ungkapnya panjang lebar.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Pancasila, dan Pasca Sarjana Universitas Teknologi Swinburne di Melbourne, Australia ini juga selalu mengajarkan kepada anak dan suami untuk terus selamanya memiliki kepudian kepada lingkungan dan masyarakat sekitar. 

"Saya percaya segala sesuatu kalau kita selalu berekspresi dan memiliki simpati termasuk welas asih akan menyelamatkan dan menjadi doa pada setiap kita kerjakan. Dengan demikian kita enggak selamanya harus kenceng uber materi, tetapi juga asas humanity dan sosial akan memberikan kita banyak hal," ujarnya serius.

Dan untuk memperingati Hari Bumi, Maya mengajak putranya untuk melakukan hal sederhana saja, Dia mengajak suami dan Khalifah, putranya yang rutin dan sering melakukan shalat malam bersama tanpa listrik. 

"Saya mengajak mereka sehari atau semalam saja saat melakukan shalat  tanpa  listrik seperti biasanya. Mereka setuju, sebab meyakini akan menghadirkan suasana yang lebih khusyu dan dalam maknanya dalam  melakukan proses ibadah ini," ujar dia. 

Sumber : https://m.tempo.co/read/news/2017/04/23/174868816/hari-bumi-wanita-ini-ajak-anaknya-peduli-bumi

Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar